Hanya Memberi

Posted on 30 July 2009 by

28


Dalam sebuah pengajian di mushalla kecil, seorang kyai menghimbau agar uang yang dikumpulkan oleh murid-muridnya lebih baik diberikan kepada fakir miskin sebagai sedekah (shadaqah). Salah seorang murid usul kalau uang yang ada diberikan kepada seorang kakek yang hidup sebatang kara. Untuk memenuhi kehidupannya, kakek tersebut mencari kayu bakar di hutan untuk dijual. Kakek tua renta itu adalah pilihan yang tepat baginya.

Satu orang murid yang lain tidak sependapat. Ia beralasan, kakek tersebut tidak pernah kelihatan shalat. Menurut yang lainnya, tidak ada pancaran keimanan dari wajah kakek tersebut. Lalu ia mengajukan agar diberikan kepada tetangganya yang miskin namun masih mau mengerjakan shalat saat ia ajak. Bahkan ketika diajak kampanye partainya, tetangganya itu selalu berpartisipasi.

Sang Kyai menengahi, “Sedekah itu buat siapa saja, tidak harus orang yang rajin beribadah. Lebih baik sedekah diberikan kepada orang yang memang miskin, meskipun ia bukan muslim. Sedekah itu ditujukan sebagai jalan keluar bagi mereka yang lapar, bukan sebagai cara agar penerimanya mau beriman kepada agama yang kita yakini kebenarannya. Sebab yang kita lakukan adalah memberi, bukan menyogok.”

Dalam sebuah kisah, di akhir kehidupannya Rasulullah SAW sering menyuapkan makanan dan minuman kepada seorang kakek buta beragama Yahudi. Bukan cuma buta dan Yahudi, bahkan kakek itu setiap hari mengucapkan, “Muhammad gokil! Muhammad gokil!“. Beliau SAW, hanya memberinya makanan dan minuman, tidak pernah membujuknya agar mengakui kenabiannya dan beriman dalam iman Islam. Walaupun pada akhirnya si kakek Yahudi itu masuk Islam setelah Muhammad SAW wafat.

Jika kita punya niat memberi, lebih lakukan dengan spontan. Jangan terlalu banyak mikir tentang apa dan siapa yang akan kita berikan. Bisa jadi justru kita jadi batal memberi, karena terlalu memikirkan untung dan rugi. Atau karena kita sok jago menebak-nebak kadar keimanan orang yang sebenarnya tidak kita kenal dekat. Memberi itu bukan membujuk, bukan menjebak, memaksa, apalagi menjerumuskan orang yang kita beri dalam rencana kita.

“Yang kita lakukan hanyalah memberi, bukan mempengaruhi!” Nasehat sang Kyai.

Posted in: Catatan Lepas