
Ken Alux berdoa di Porong
tadinya mau nulis tentang sang kopral, tapi sejak 2 minggu lalu, coople request, mending tentang pembagian jatah istri. Karena itu, aku tulis tentang pembagian jatah istri. Tapi kenapa judulnya Si Lugu? Judul kisah konyol ini terinspirasi oleh novel karya Voltaire berjudul L’Ingenu yang diendonesyakan menjadi Si Lugu. Anda yang belum baca, silakan download saja.
Alux memang lugu. Ia selalu mengesankan sebagai orang yang tak penting. Walaupun faktanya, tanpa kehadirannya, ekspedisi kami tak mungkin jadi berangkat. Karena sejak awal ia adalah bagian dari perencana ekspedisi. Bahkan ketika merencanakan, yang ia incar hanya 2 hal yang menurut teman-teman lainnya gak penting banget : Lihat Lumpur Porong dan Menyebrang Ferry ke Bali saat matahari baru membuka pagi. Maklum beberapa kali ia menyebrang selalu tengah malam, jadi tak pernah merasakan indahnya lautan.
Sebelum berangkat ekspedisi, PS dan aku sudah merencanakan untuk membekalkan uang bagi istri masing-masing anggota tim. Kami akan meninggalkan para istri selama satu pekan. Rp.500.000,- per istri kami pikir cukup. PS menugaskanku memberikan uang jatah istri tersebut ke semua istri peserta ekspedisi. Setelah membagi-bagikan kepada yang berhak, tinggal 1 orang istri saja yang belum mendapatkan jatah, yaitu istri Alux.
PS berpesan padaku, “Te, berapapun yang Alux minta, kasih!” Aku memahami pesan PS. Bersama Ozzy aku menjemput Alux di rumahnya. Uang di tas pinggangku masih ada 3 juta. Berapapun yang ia minta, pasti kuberikan. Alux sudah berdiri di depan pintu. Aku membuka resleting tas pinggangku, mencabut lembaran limapuluh ribuan. Baru selembar aku mencabut dari gepokan uang, Alux langsung bersikap, “Eit! Masa gocap! Yang bener dong! Kan kita bakalan pergi 7 hari. Nah, kalau sehari gocap, berarti jatah istri gue, 7x gocap! Jadi Rp.350.000,- dong!” ia protes sambil tersenyum, merayuku!
Aku konfirmasi padanya, “Benar segitu?” Yang ditanya mengangguk-anggukan kepala dengan riang. Kuberikan padanya sejumlah yang dia inginkan. Alux merasa menang. Bagiku, ini amat sesuai dengan pesan PS, untuk memberikan berapapun yang Alux minta.
Sepanjang jalan menuju mobil, Ozzy tak kuat menahan tawa. Aku paham, ia pasti menertawakan Alux yang amat lugu. Sebab akupun demikian. Aku melaporkan kepada PS, semua istri peserta ekspedisi sudah mendapatkan jatah masing-masing. Rata-rata Rp. 500.000 kecuali Alux. PS Tidak terkejut malah tertawa ngakak, “Huh dasar! Mau dikasih gope malah minta segitu!” komentarnya. Mestinya ia dapat setengah juta, tapi karena ngotot dengan perhitungan sendiri, maka ia hanya dapat 350 ribu saja. Hm… lugu!
penyuuuuuuuu
8 August 2009
wah langka juga manusia jenis ini di dunia. Tapi bro kenapa nggak dikasih gope aja seeh. biar adil? hehehehee
mataharitimoer
8 August 2009
hehehe keadilan kan gak mesti sama. tapi bro, akhirnya dikasih juga sih tambahan pe’ go alias 150 ribu lagi setelah sampai demak huehehehe….
Gerhana
8 August 2009
Kang,penyu itu bkn bro tp sis hehe
hilman
8 August 2009
Hehehehe, kayanya Penyu mesti sering ikutan kopdar lagi, biar ngga dipanggil bro 😀
tonosaur
8 August 2009
hehe he..
akal2an itu..
hantublogger
8 August 2009
ken Alux itu memang lugu. Tapi dia baik hati koq sama kami 🙂
Pencerah
8 August 2009
Wah, gampang nian di tepu
rh
26 August 2009
🙂